SATUAN ACARA PENGAJARAN “TIMBANG TERIMA”



SATUAN ACARA PENGAJARAN
“TIMBANG TERIMA”

Topik                     : Timbang Terima
Hari/Tanggal        : senin - selasa/ 21 - 22 April 2014
Waktu                   : Pergantian Shift dinas (07.30 WIB, 13.45 WIB, 20.45 WIB)
Sasaran                 : Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana


A.    Latar Belakang
Timbang terima pasien (Handover) adalah salah satu bentuk komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan (Rushton, 2010).
Proses timbang terima merupakan faktor penting dalam menentukan keakuratan data pasien. Pothier, et al. (2005) berdasarkan hasil penelitiannya timbang terima yang dilakukan oleh perawat secara verbal tanpa pencatatan dan sumber pelaporan dapat menyebabkan hilangnya semua data pasien, menggunakan catatan menyebabkan 31% data hilang, menggunakan formulir data yang hilang minimal. Alvarado, et al. (2006) menunjukkan pentingnya standar serta petunjuk timbang terima dalam rangka pelimpahan tanggung jawab seorang perawat untuk meningkatkan keselamatan pasien. Standar timbang terima meningkatkan efektifitas dan koordinasi dalam komunikasi antar perawat, membantu kelengkapan informasi mengenai apa yang dibutuhkan oleh pasien selama dirawat yang berdampak pada peningkatan keselamatan pasien.
Rumah sakit Dr. M. Djamil padang merupakan salah satu rumah sakit terbesar di Sumatera Barat dengan status rumah sakit tipe B+ dan rumah sakit pendidikan, serta sebagai pusat rujukan untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah. Visi rumah sakit ini adalah menjadi “Rumah Sakit yang Terunggul dalam Pelayanan dan Pendidikan di Sumatera”. Rumah sakit ini memiliki perencanaan untuk memenuhi standar internasional dalam hal pelayanan dan pendidikan di akhir tahun 2015 dengan cara menaikkan statusnya menjadi rumah sakit Tipe A Pendidikan dan mendapatkan sertifikasi ISO dan JCI (Bagian Perencanaan RSUP Dr. M. Djamil Padang, 2011).
Observasi pada tanggal 07 – 08 April 2014 di Irna jantung di dapatkan bahwa perawat belum optimal dalam melaksanakan timbang terima sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan di ruangan. Hasil winshield survey menunjukkan sebanyak 63.6 % perawat belum optimal dalam penerapan timbang terima. Oleh karena itu, perlu di lakukan pelatihan timbang terima untuk meningkatkan kualitas perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Meningkatkan manajemen pelayanan keperawatan melalui proses timbang terima di Irna Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mereview pengetahuan perawat tentang timbang terima
b.      Mendemonstrasikan proses timbang terima dengan metode SBAR
c.       Menerapkan proses timbang terima dengan metode SBAR
d.      Mengevaluasi proses timbang terima dengan metode SBAR

C.    Sasaran
Seluruh perawat di Irna Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang.

D.    Metode
1.      Review Pengetahuan
2.      Role play

E.     Proses
1.      Review Pengetahuan
a.      Definisi
Timbang terima pasien (Handover) adalah salah satu bentuk komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan (Rushton, 2010).
b.      Tujuan
Tujuan utama komunikasi timbang terima adalah untuk memberikan informasi yang akurat mengenai keperawatan, pengobatan, pelayanan, kondisi terkini pasien, perubahan yang sedang terjadi, dan perubahan yang dapat diantisipasi. Informasi harus dijamin akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian pelayanan bagi pasien (Cahyono, 2008).
c.       Timbang Terima dengan Metode SBAR
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian atau tindakan segera. SBAR mengandung unsur situation, background, assesment dan recommendation. SBAR digunakan untuk melaporkan situasi klinis yang memerlukan tindakan dalam kesinambungan pelayanan.
SBAR merupakan metode komunikasi yang dikembangkan dalam standarisasi timbang terima. Cahyono (2008) menuliskan, dalam praktek sehari-hari, SBAR sangat ideal diterapkan sebagai komunikasi standar pada saat perawat melaporkan situasi/kondisi pasien. Calalang & Javier (2010) menyatakan penggunaan metode SBAR dalam timbang terima dapat meningkatkan komunikasi dan mendukung budaya keselamatan pasien. Penggunaan metode SBAR dalam timbang terima sesuai dan sistematis, jelas dan ringkas, dapat digunakan pada setiap situasi dan setiap aspek perawatan pasien.
Metode SBAR yang digunakan dalam timbang terima dapat memberikan bantuan pada perawat tentang informasi apa yang harus disampaikan ketika berkomunikasi. Clark, et al. (2009) melakukan penelitian melalui penerapan PACT project (patient assessment, assertive communication, continum of care, team work with trust) untuk meningkatkan komunikasi timbang terima dengan menggunakan metode SBAR pada saat berkomunikasi. Penelitian ini melibatkan 65 orang perawat, dan hasil penelitiannya 82% perawat menyatakan perlu adanya standar prosedur timbang terima, 94% menyatakan perlu dilakukan pemahaman komunikasi karena setiap perawat melakukan pelaporan dengan cara berbeda, 62% menyatakan penggunaan tools dalam komunikasi yaitu metode SBAR membantu perawat dalam mengkomunikasikan informasi.
Isi informasi yang dapat diberikan perawat dengan menggunakan metode SBAR adalah (Calalang & Javier, 2010; Clancy, et al. 2009; Clark, et al. 2009):
1)      Situation: Unsur situation ini secara spesifik perawat harus menyebut usia pasien, jenis kelamin, diagnosis pre operasi, prosedur, status mental, kondisi pasien apakah stabil atau tidak.
2)      Background: Unsur background ini menampilkan pokok masalah atau apa saja yang terjadi pada diri pasien, keluhan atau tanda klinis yang mendorong untuk dilaporkan atau dikomunikasikan (sesak nafas, nyeri dada, dan sebagainya). Menyebutkan latar belakang apa yang menyebabkan munculnya keluhan pasien tersebut, misalnya karena efek terapi yang tertentu yang telah diberikan, diagnosis pasien, data klinik yang mendukung problem pasien. Background meliputi bagaimana kondisi pasien saat ini dan menurut perawat apa yang menjadi masalahnya.
3)      Assesment: Unsur assessment ini merupakan hasil pemikiran yang timbul dari temuan serta difokuskan pada problem yang terjadi pada pasien yang apabila tidak diantisipasi akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk. Tanda-tanda vital, tingkat ketergantungan, pegobatan, hasil pemeriksaan laboratorium, kebutuhan isolasi, kondisi kulit serta faktor resiko merupakan bagian dari tahap ini, termasuk safety concern: hasil labor penting, ancaman, resiko jatuh.
4)      Recommendation: Unsur recommendation menyebutkan hal-hal yang dibutuhkan untuk ditindak lanjuti. Apa intervensi yang harus direkomendasikan oleh perawat serta apa yang akan dilakukan oleh perawat.
d.      Leaflet
(terlampir)

2.      Kegiatan Pengajaran
No.
Kegiatan Penyaji
Kegiatan Audien
Waktu
1
Persiapan
a.       Perawat dan Katim
b.      Buku Laporan
c.       Status Pasien

Melihat & Mengobservasi
07.15 – 07.30
2
Pertukaran Shift
a.       Perawat berjalan ke ruangan/bed pasien
b.      Mengucapkan salam
c.       Katim memperkenalkan perawat  yang akan dinas
d.      Katim menjelaskan kondisi pasien dengan metode (SBAR)
e.       Katim memberitahu pasien perawat yang bertanggungjawab kepada pasien
f.       Mengucapkan salam
g.      Overan di lanjutkan ke bed pasien selanjutnya

Mengikuti

Melihat & mendengarkan

Melihat & mendengarkan
Melihat & mendengarkan
Melihat & mendengarkan


Mengikuti
07.20 – 07.45
3
Pengecekan Ulang Informasi
a.       Berkumpul dalam ruangan
b.      Karu membuka sesi diskusi (pre conference)
c.       Katim dan perawat berdiskusi informasi penting yang perlu segera di tindak lanjuti kepada shift selanjutnya
d.      Timbang terima di akhiri dengan penandatangan buku laporan
e.       Berdoa

Mengikuti
Mendengarkan

Meperhatikan & Mencatat






Mendengarkan
07.45 – 08.00



3.      Demonstrasi
Prolog
Pada tanggal …..pukul …. Seluruh perawat (katim, PA) shift malam dan pagi serta kepala ruangan berkumpul untuk melakukan timbang terima ke pasien.

Kegiatan
Kalimat Verbal
Sesi I

Katim, karu, dan perawat pelaksana berjalan ke bed pasien untuk proses timbang terima, kemudian katim memperkenalkan perawat yang akan dinas pada shift selanjutnya.

Assalamualaikum.wr.wb…
Permisi Bapak/Ibu, perkenalkan ini perawat yang akan dinas pada shift pagi hari ini, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini?
Sesi II
Katim menyampaikan kondisi pasien kepada perawat yang dinas pada shift selanjutnya sesuai dengan metode SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation)
Situation
Kondisi terkini yang terjadi pada pasien


Ny. E (36 tahun) masuk rs tanggal 17 april 2014 dengan diagnose medis CHF dan masalah keperawatan resiko penurunan curah jantung, pola nafas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan gangguan pola tidur.
Background
Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini

pasien bedrest total, urine 400 cc, balance cairan RL 1 kolf/24 jam, sesak nafas, terapi O2 nasal kanul 4 L/menit, diet DJ 1.
Assessment
Hasil pengkajian kondisi pasien terkini


Kesadaran CM, TD 150/80 mmHg, Nadi 120x, Suhu 37, Pernafasan 28x, resiko jatuh
Hasil labor Hb 11g/dL, albumin 2.8 , Natrium 134
Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
(rekomendasikan intervensi keperawatan yang periu di lanjutkan termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga)

Kepada shift pagi mohon perhatikan balance cairan
Monitor pernafasan dan status oksigenasi
Awasi TTV
Bantu ADL pasien
Terapi obat lanjut
Pasien rencana ECHO hari ini
Katim memberitahu perawat yang akan bertanggungjawab pada pasien
Bapak/Ibu hari ini ada perawat …… yang bertanggung jawab untuk merawat bapak/ibu sampai menjelang pergantian shift berikutnya, jika ada keperluan Bapak/Ibu silahkan sampaikan langsung dengan beliau
Mengucapkan salam sebelum menginggalkan pasien
Terimakasih atas kerjasamanya bapak/ibu, kami permisi dulu..
Wassalam….(Perawat pindah ke bed pasien selanjutnya)
Sesi III
Berkumpul di ruangan. Karu membuka diskusi tentang keadaan pasien baik yang bersifat rahasia ataupun tindakan penting yang mesti mendapat perhatian kepada pasien.
Setelah timbang terima selesai karu mempersilahkan dinas malam

Assalamualaikum.wr.wb..
Baiklah, tadi kita sudah melakukan timbang terima untuk melihat kondisi pasien secara langsung, kepada dinas pagi apakah masih ada hal yang perlu di konfimasi kepada dinas malam? Jika tidak silahkan katim malam dan pagi untuk menandatangani buku laporan.
Jika sudah tidak ada hal yang ingin di tanyakan kita persilahkan kepada dinas malam untuk beristirahat dan terimakasih atas kerjasamanya, mudah – mudahan apa yang telah dikerjakan menjadi amal ibadah,
Kepada dinas pagi mari kita kerjakan apa yang sudah disampaikan kepada dinas malam dan memberi asuhan keperawatan secara optimal.
Timbang terima di tutup dengan berdoa
Marilah kita sama- sama berdoa sejenak demi kemudahan segala urusan kita
Demikian timbang terima pada pagi hari ini saya tutup dengan wassalamualaikum.wr.wb…

4.      Evaluasi
No.
Kriteria
Hasil Observasi
Ya
Tidak
1
Perawat mempersiapkan buku laporan dan status


2
Timbang terima diikuti oleh perawat yang akan dinas


3
Katim dapat menjelaskan kondisi seluruh pasien, masalah keperawatan dan tindakan yang telah di lakukan


4
Perawat mengucapkan salam sebelum melakukan overan ke pasien


5
Katim memperkenalkan perawat yang akan dinas



6
Katim dapat menjelaskan kondisi pasien dengan metode (SBAR) dengan efektif


Katim menyampaikan kondisi terkini


Katim menyampaikan informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini


Katim menyampaikan hasil pengkajian kondisi terkini


Katim menyampaikan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien


7
Katim memberitahu pasien perawat yang bertanggungjawab kepada pasien


8
Perawat mengucapkan salam sebelum meninggalkan pasien


9
Perawat bekumpul untuk diskusi (pre conference)


10
Timbang terima di akhiri dengan menandatangi buku laporan



F.     Pengorganisasian
Kepala Ruangan    : Febri Wendari
Katim                     : Intan Permata Sari
                                 Rahmi Muthia
Anggota Katim      : Tuti Kusmiati
                                 Elza Ruanita
                                 Weri Wendari
                                 Rahmi Novita Sari
                                 Eltri Indriani
                                 Ricco Arika Sandy
                                 Zuhriya Meilita


DAFTAR PUSTAKA



Alvarado, K., Lee, R., Christoffersen, E., Fram, N., Boblin, S., Poole, N., et al. (2006). Transfer of acountability: Transforming shift handover to enhance patient safety. Health Care Quarterly. Special Issue (9), 75 – 79.
Cahyono. (2008). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek kedokteran. Yogyakarta: Kanisius
Calalang, V. H., & Javier. (2010). Standards of effective communication. Dari http://www.bellaonline.com/articles/art46170.asp  di akses 18 April 2014.
Clancy. M.C., & Collins, B. A. (2005). Focus on patient safety: Patient safety in nursing practice. Journal of Nursing Care Quality. 20 (3), 193 – 197.  
Clark, E., Squire, S., Heyme, A., Mickle, M. E., Petrie, E. (2009). The PACT project: Improving communication at handover. Journal of Advance Management, 190(11), 125 – 127.
Howarth, T., & Hyde, G.  (2008). Developing and implementing new clinical communication practices: changing the nursing handover. Dari http://www.changechampions.com.au/resource/Gerard_Hyde.pdf. di akses 18 April 2014. 
Rushton. H. C. (2010). Ethics of Nursing Shift Report. AACN: Advanced Critical Care: Ethics in Critical Care, 21(4): 380 – 384.
Sumijatun. (2009). Konsep dasar dan aplikasi pengambilan keputusan klinis. Jakarta: Trans Info Media.

Tidak ada komentar: