RENCANA STRATEGI RONDE KEPERAWATAN ” Teknik Relaksasi Otot Progresif” DI RUANG BEDAH PRIA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG



RONDE KEPERAWATAN

1. Pengertian
Suatu kegiatan yang bertujuan  unruk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan, akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat, yang melibatkan seluruh anggota tim.

2. Karakteristik
  • Klien dilibatkan secara langsung
  • Klien merupakan fokus kegiatan
  • Perawat associate, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
  • Konsuler memfasilitasi kreatifitas
  • Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat associate perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah

3. Tujuan
  • Menumbuhkan  cara berfikir secara khas
  • Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien
  • Meningkatkan validitas data klien
  • Menilai kemampuan justifikasi
  • Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
  • Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan





4. Peran
4.1. Perawat Primer dan perawat associate
Dalam menjalankan pekerjaan perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
  • Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
  • Menjelaskan masalah keperawatan utama
  • Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
  • Menjelaskan tindakan selanjutnya
  • Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil

4.2. Peran perawat Primer lain dan atau Konsuler
  • Memberikan justifikasi
  • Memberikan reinforcement
  • Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan  yang rasional
  • Mengarahkan dan koreksi
  • Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari








Rencana Strategi Ronde Keperawatan
Teknik Relaksasi Otot Progresif

A.    Latar belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi (Alimul, 2006). Hospitalisasi atau dirawat di rumah sakit terbukti dapat menyebabkan gangguan istirahat-tidur, ketidakmampuan klien mendapatkan posisi yang nyaman dan rasa nyeri merupakan penyebab tersering gangguan istirahat-tidur (Hirnle, 2000).
Menurut Carpenito (1995) dalam Alimul (2006) Gangguan pola istirahat-tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat – tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan. Gangguan ini terlihat pada klien dengan kondisi yang memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman didaerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk. Tindakan keperawatan mandiri yang bisa diberikan kepada klien sebagai alternatif yang dapat dipilih untuk mengatasi gangguan istirahat – tidur adalah dengan menciptakan lingkuangan keperawatan yang tenang, membatasi pengunjung, menganjurkan klien tehnik relaksasi, masase punggung dan latihan guided imageri (Mija, 1995).
Tehnik latihan relaksasi progresif sebagai salah satu tehnik relaksasi otot telah terbukti atau terdapat hasil yang memuaskan dalam program terapi terhadap ketegangan otot yang mampu mengatasi keluhan anxietas, insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan darah tinggi, phobia ringan dan gagap (Asmadi, 2008). Kaitan antara tehnik relaksasi dan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur sangat erat, karena istirahat dan tidur tergantung dari relaksasi otot (Hirnle, 2000). Perawat mempunyai kontak paling lama dengan klien, sehingga peran perawat dalam upaya penyembuhan klien menjadi sangat penting, termasuk dalam menangani klien dengan gangguan istirahat – tidur, perawat perlu mengetahui kebiasaan (rutinitas) yang dilakukan klien sebelum tidur agar dapat mengatasi penyebab gangguan tidur.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada pasien rawat inap Bougenvill Pav.Ambun Pagi RS M.Djamil Padang 3 hari yang lalu, klien mengatakan kecenderungan mengalami gangguan istirahat–tidur, sementara istirahat-tidur sangat tergantung dari kemampuan klien mendapatkan kenyamanan serta relaksasi otot dan psikisnya, oleh karena itu relaksasi progresif dapat diberikan sebagai salah satu alternatif tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan istirahat – tidur klien.

B.     Tujuan
  1. Tujuan Umum
Peserta Ronde mampu melakukan teknik relaksasi otot progresif
  1. Tujuan Khusus
a)      Peserta ronde mampu menyebutkan definisi relaksasi otot progresif
b)      Peserta ronde mampu menyebutkan manfaat latihan relaksasi otot progresif
c)      Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan latihan relaksasi otot progresif
d)     Langkah –langkah latihan relaksasi otot progresif
C.    Waktu
Topik                     : Teknik Relaksasi Otot Progresif
Sasaran                  : Klien
Waktu                   : 30 Menit
Hari/ Tanggal        : Rabu, 29 April 2015

D.    Metode
Diskusi dan Demonstrasi

E.     Media
·   Lembar balik
·   Leaflet

F.     Setting tempat

            «  ¥                                 
                               Keterangan :
        J            J         « : Karu                     
          J        J           ¥ : pasien
             J  J              J : Perawat Pelaksana         

G.    Pengorganisasian
·         Kepala Ruangan          : Rizki Kurniadi, S.Kep
·         Ketua Tim                   : Anneliese Satoko, S.Kep
  Marlizayani, S.Kep
·         Perawat pelaksana       : Dewi Marlina, S.Kep
  Nelvi Desmita, S.Kep
  Freza Siska, S.Kep
  Suci Asha Rahmadini, S.Kep
  Yose Angri Yolla, S.Kep
  Winda Susrianti, S. Kep
  Frissy Lestari , S. Kep

H.    Proses Kegiatan Ronde
No.
Kegiatan Penyaji
Kegiatan Audien
Waktu
1.
Pre Ronde
-          Memberi salam
-          Menjelaskan Topik, tujuan
-          Menyepakati kontrak waktu
-       Menggali pengetahuan audiens tentang latihan relaksasi otot progresif
-       Memberikan reinforcement positif
-       Menjelaskan pengertian latihan relaksasi otot progresif
-       Menggali pengetahuan audiens tentang manfaat relaksasi otot progresif
-       Memberi reinforcement positif
-       Menjelaskan tujuan latihan relaksasi otot progresif
-       Menggali pengetahuan audiens tentang jenis-jenis relaksasi
-       Memberi reinforcement positif
-       Menjelaskan jenis-jenis relaksasi otot progresif
-       Menggali pengetahuan audiens mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan relaksasi otot progresif
-       Memberi reinforcemen positif
-       Menjelaskan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan relaksasi otot progresif
-       Menjelaskan langkah-langkah melakukan relaksasi otot progresif
-       Memberi kesempatan pada audiens untuk bertanya
-          Menjawab pertanyaan audiens

-          Menjawab salam
-          Mendengarkan
-          Menyepakati
-          Mengemukakan pendapat

-       Mendengarkan

-       Mendengarkan dan memperhatikan
-       Mengungkapkan pendapat

-       Mendengarkan
-       Mendengarkan dan memperhatikan
-       Mengungkapkan pendapat
-       Mendengarkan
-       Mendengarkan dan memperhatiakn
-       Mengungkapkan pendapat


-       Mendengarkan
-       Mendengarkan dan memperhatikan


-       Mendengarkan dan memperhatiakn

-       Memberi pertanyaan

-       Mendengarkan dan memperhatikan

10 menit
2.










Pelaksanaan Ronde
-          Salam pembuka
-          Memperkenalkan pembimbing dan tim ronde
-          Menjelaskan tujuan
-          Menyampaikan identitas dan masalah klien
-          Pelaksanaan
·         Mempersiapkan klien untuk dilakukan relaksasi
·         Mendemonstrasikan cara relaksasi

Mendengarkan
Mendengarkan

Mendengarkan
Mendengarkan

Mendengarkan dan memperhatikan

15 Menit
3.
Post Ronde
-          Melakukan evaluasi bersama tentang tindakan yang telah dilakukan
-          Menyimpulkan materi bersama audien
-          Memberi salam

Ikut mengevaluasi


Menyimpulkan bersama

Menjawab salam

5 Menit

7. Kriteria evaluasi
  • Evaluasi struktur
-          Kegiatan ronde terlaksana sesuai waktu
-          Peserta ronde dapat hadir sesuai rencana
  • Evaluasi proses
-          Peserta ronde berperan aktif dalam kegiatan ronde
-          Selama ronde berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan penuh perhatian
  • Evaluasi hasil
-          Pasien puas dengan hasil kegiatan
-          Masalah pasien teratasi
-          Perawat dapat :
·         Berpikir kritis
·         Tumbuh pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien ataupun dari perawat sendiri
·         Meningkatkan pola pikir sistematis
·         Mengaplikasikan latihan pembelajaran pada praktek klinik








 MATERI
LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A.  Defenisi Relaksasi Progresif
Relaksasi adalah satu bentuk aktivitas yang boleh membantu mengatasi stres. Teknik relaksasi ini melibatkan pergerakan anggota badan secara mudah dan boleh dilakukan di mana-mana saja.
Relaksasi progresif adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi stres, ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari di rumah. Dalam Jurnal Pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila Ramdhani dan Adhyos Aulia Putra pada tahun 2006, relaksasi progresif merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan parasimpatetis ini. Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan, membantu orang yang mengalami insomnia, dan asma.

B.  Jenis-jenis Relaksasi
Tedapat banyak macam teknik relaksasi yang bisa dilakukan. ada empat macam tipe relaksasi, yaitu:
  1. Relaksasi otot (progresive muscle relaxation)
  2. Pernafasan (diaphragmatic breathing)
  3. Meditasi (attention-focussing exercises)
  4. Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)



C.  Tujuan Latihan Relaksasi Otot Progresif
Tujuan dari relaksasi otot progresif ini sendiri adalah untuk mengatasi berbagai macam permasalahan
  1. tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah;
  2. berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah;
  3. detak jantung lebih rendah;
  4. mengurangi tekanan darah;
  5. ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit;
  6. tidur lelap;
  7. kesehatan mental menjadi lebih baik;
  8. daya ingat lebih baik;
  9. meningkatkan daya berpikir logis;
  10. meningkatkan kreativitas;
Permasalahan tersebut dapat menjadi suatu rangkaian bentuk gangguan psikologis bila tidak diatasi.

D.  Hal- Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Memberikan Latihan Relaksasi Otot Progresif
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan latihan relaksasi otot progresif yaitu :
1.      Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
2.      Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik.
3.      Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup. Jangan dengan berdiri.
4.      Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5.      Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali.
6.      Memerikasa apakah klien benar-benar rileks.
7.      Terus menerus memberikan instruksi.
8.      Memberikan instruksi tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat.
E.  Langkah –Langkah Latihan Relaksasi Otot Progresif
Berikut dipaparkan masing-masing gerakan dan penjelasan mengenai otot otot yang dilatih:
1.    Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot tangan yang dilakukan dengan cara menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan. Klien diminta membuat kepalan ini semakin kuat (gambar 1), sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan rileks selama 10 detik. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

Description: langkah relaksasi otot progresif
2.    Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang. Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit (gambar 2).
3.    Gerakan ketiga adalah untuk melatih otot-otot Biceps. Otot biceps adalah otot besar yang terdapat di bagian atas pangkal lengan (lihat gambar 3). Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.
Description: langkah relaksasi otot progresifDescription: langkah relaksasi otot progresif
4.    Gerakan keempat ditujukan untuk melatih otot-otot bahu. Relaksasi untuk  mengendurkan bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan ini adalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.
5.    Gerakan kelima sampai ke delapan adalah gerakan-gerakan yang ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah. Otot-otot wajah yang dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan untuk dahi dapat dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya  terasa dan kulitnya keriput.
6.    Gerakan yang ke enam ditujukan untuk mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata (gambar 5).
7.    Gerakan ketujuh bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang.

Description: langkah relaksasi otot progresif

8.    Gerakan kedelapan ini dilakukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir  dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
9.    Gerakan kesembilan (gambar 7) dan gerakan kesepuluh (gambar 7) ditujukan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan. Klien dipandu meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas. Sedangkan gerakan kesepuluh bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan (lihat gambar 7). Gerakan ini dilakukan dengan cara membawa kepala ke muka, kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya.
Description: langkah relaksasi otot progresif
10.            Gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada sehingga tampak seperti pada gambar 6. Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks. Pada saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi lemas.
11.            Gerakan keduabelas, dilakukan untuk melemaskan otototot dada. Pada gerakan ini, klien diminta untuk menarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Posisi ini ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan dilepas, klien dapat bernafas normal dengan lega. Sebagaimana dengan gerakan yang lain, gerakan ini diulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan rileks.

Description: langkah relaksasi otot progresif

12.                   Gerakan ketigabelas bertujuan untuk melatih otot-otot perut. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dank eras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti gerakan awal untuk perut ini. Gerakan 14 dan 15 adalah gerakan-gerakan untuk otot-otot kaki. Gerakan ini dilakukan secara berurutan.
13.                   Gerakan keempat belas bertujuan untuk melatih otot-otot paha, dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah  telapak kaki (lihat gambar delapan) sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan mengunci lutut (lihat gambar delapan), sedemikian sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis. Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan posisi tegang selama 10 detik baru setelah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing dua kali.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. http://www.psikologizone.com/relaksasi-otot-progresif/06511414 diakses tanggal 28 April 2015.

Alimul,A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan : Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta. Salemba Medika.
Davis, Marta.1987. The Relaxation & Stress Reduction Workbook; Alih Bahasa Indonesia; Achiryani S Hamid dan Budi Anna Keliat. Jakarta: EGC.
Hirnle, Constance J; F. Craven. 2000. Fundamental of Nursing ; Human Health And Function. Lippincot Williams Wilkins. 3 rd 227 East Washington Square Philadelphia.
Mija, Kim. 1995. Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Indonesia: Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar: