TINJAUAN TEORI ABORTUS


A.    PENGERTIAN
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

B.     ETIOLOGI
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
  1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
    1. Kelainan kromosom
    2. Lingkungan  sekitar tempat implantasi kurang sempurna
    3. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol.
  2. Kelainan pada plasenta
  3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan berat dan toksoplasmosis.
  4. Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks, mioma uterus dan kelainan bawaan uterus.

C.     PATOGENESIS
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.        Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus pspiraseus.

D.    MANIFESTASI KLINIK
1.      Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
2.      Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3.      Perdarahan pervagina, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
4.      Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simpisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
5.      Pemeriksaan ginekologi :
·         Inspeksi vulva : perdarahan pervagina, ada/tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva
·         Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak jaringan berbau busuk dari ostium.
·         Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi tidak menonjol atau tidak nyeri.

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Tes kehamilan positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2.      Pemeriksaan Doopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3.                              Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

F.      KOMPLIKASI
1.                              Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi
2.      Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah

G.    PENATALAKSANAAN
1.      Abortus imminen
·         Istirahat baring agar aliaran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang
·         Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas
·         Tes kehamilan dapat dilakukan,. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
·         Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg. berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000 mg.
·         Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
·         Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
2.      Abortus insipien
·         Bila perdarahan tidak banyak., tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selam 36 jam dengan diberikan morfin.
·         Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikan ergometrin 0,5 mg intramuskuler.
·         Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin  10 IU dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
·         Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
3.      Abortus inkomplit
·         Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCL fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin tranfusi darah.
·         Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler
·         Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
·         Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
4.      Abortus komplit
·         Bila kondisi paisen baik,  berikan ergometrin 3x1 tablet selama 3-5 hari.
·         Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah.
·         Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
·         Anjurkan pasien diit tinggi protein, vitamin dan mineral
5.      Missed abortion
·         Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam
·         Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segera sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
·         Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan servik dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi servik dengan dilator Hegar. Kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
·         Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
·         Bial tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik garam 20% dalam  cavum uteri melalui dinding perut.
6.      Abortus septik
·         Abortus septik harus dirujuk ke rumah sakit
·         Penanggulangan infeksi
·         Tingkatkan asupan cairan
·         Bila perdarahan banyak, lakukan transfusi darah
·         Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan , sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.

  1. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
    1. Konflik pengambilan keputusan yang berhubungan dengan : ancaman yang dirasakan terhadap sistem nilai
    2. Ketakutan yang berhubungan dengan prosedur aborsi, komplikasi potensial, implikasi untuk kehamilan di masa datang
    3. Berduka antisipasi yang berhubungan dengan distres akibat kehilangan dan atau perasaan bersalah
    4. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan efek prosedur, kurang pemahaman tentang perawatan diri praoperasi dan pasca operasi
    5. Nyeri akut yang berhubungan dengan efek prosedur dan atau peristiwa pasca operasi.
    6. Defisit self care berhubungan dengan prosedur terapi tirah baring, nyeri




FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABORTUS INCOMPLET
DI BANGSAL ALAMANDA II RUANG 8 RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

I.             IDENTITAS PASIEN
Nama                           : Ny. S
Umur                           : 37 tahun
Status perkawinan       : kawin
Agama                         : Islam
Suku                            : Jawa
Pendidikan                  : SLTA
Nama suami                : Tn. SM
Umur                           : 40 tahun
Alamat                                    : Karasan Palbapang Bantul
Pekerjaan                     : Swasta
Diagnosa medis           : Abortus inkomplit
Tanggal MRS              : 11 Oktober 2007 jam 00.15

II.                STATUS KESEHATAN SAAT INI
a.       Keluhan utama
Klien mengeluh keluar darah lewat vagina sejak hari senin, terasa nyeri pada perut dan pinggang, kenceng-kenceng, nyeri tidak menyebar, skala 7
b.      Faktor pencetus
Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit sekarang ini, klien pernah dirawat di rumah sakit dengan diagnosa abortus imminent. Klien hamil 5 bulan/20 minggu, G2 P1 A0
c.       Timbulnya keluhan : bertahap
d.      Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan
Pasien di rumah bedrest, tapi tetap nyeri di perut dan pinggang, masih  terasa kenceng-kenceng dan akhirnya dibawa ke rumah sakit.
e.       Riwayat obstetri
·                                       Menarche usia : 12 tahun
·                                       Menstruasi    : teratur setiap bulan selama 8 hari
·                                       Karakteristik            : nyeri pada hari pertama menstruasi

III.             RIWAYAT KELUARGA
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit serius
 
Keterangan      :           = laki-laki                                = pasien
                                    = perempuan                           = garis keturunan
                                    = meninggal                            = garis perkawinan
                          -----    = tinggal serumah
IV.             RIWAYAT KESEHATAN
a.       Penyakit yang pernah dialami : tidak ada
b.      Kecelakaan/operasi                 : tidak ada
c.       Alergi                                      : tidak ada
d.      Imunisasi                                 : vaksin TT
e.       Kebiasaan yang merugikan     : tidak ada

V.                PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum      : compos mentis
b. BB                           : 60kg
    TB                           : 158 cm
c. Tanda vital              : TD     = 100/70 mmHg          RR       = 28X/menit
                                      N       = 92 X/menit               S          = 37 C
d. Kepala                     : mesochepal
e. Leher                       : tidak ada peningkatan JVP
                                      tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f. Telinga                     : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, bersih
                                      dan tidak bau
g. Hidung                    : simetris, jalan nafas lancar
h. Tenggorokan           : tidak ada gangguan menelan
i. Dada                        : payudara tidak mengeluarkan ASI
j. Abdomen                 : tidak ada pembesaran vena abdomen, nyeri tekan
                                      nyeri tekan pada abdomen
k. Genetalia                 : keluar lendir darah, warna merah, tidak ada
                                      tidak ada hemoroid, terpasang DC ukuran 16 sejak
                                      11 Oktober 2007
l. Muskuloskeletal       : gerakan normal, tidak ada gangguan, tidak ada
                                      edema, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm.

VI.             PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
a.       Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Bila sakit, klien selalu memeriksakan kesehatannya ke puskesmas, selama hamil, klien pernah dirawat di RSUD Panembahan Senopati pada bulan September dengan diagnosa abortus imminent.
b.      Nutrisi dan metabolisme
Diet RS habis tiap porsi, pasien minum 5-6 gelas per hari
c.       Eliminasi
Pasien BAB satu kali per hari, konsistensi lunak, warna kuning bau khas feses. Pasien terpasang DC ukuran 16 sejak 11 Oktober 2007
d.      Aktivitas dan latihan
Selama hamil pasien melakukan aktivitas mandiri, tetapi setelah didiagnosa abortus imminent, pasien bedrest selam beberapa hari, tapi setelah itu pasien aktivitas lagi seperti semula, akhirnya klien masuk rumah sakit. Selama di rumah sakit pemenuhan ADL pasien dibantu oleh keluarganya
e.       Istirahat dan tidur
Sebelum masuk rumah sakit, klien tidur 6-7 jam sehari,. Setelah masuk rumah sakit dan post kuretase klien tidur 5-6 jam sehari
f.       Persepsi dan kognitif
Pasien pendidikannya SLTA, pertanyaan yang di ajukan oleh perawat dijawab dengan lancar
g.      Persepsi terhadap diri sendiri
Klien merasa sedih karena anak yang dikandungnya mengalami keguguran, padahal pasien ingin punya anak lagi
h.      Hubungan dan peran
Hubungan klien dengan keluarga baik dan hubungan klien dengan masyarakat juga baik
i.        Seksual dan reproduksi
Selama hamil melakukan hubungan seksual kadang 1-2 minggu sekali, tetapi setelah didiagnosa abortus imminent, klien tidak melakukan hubungan seksual lagi karena takut terjadi apa-apa dengan janinnya.
j.        Stres dan koping
Jika ada masalah, klien selalu melakukan musyawarah dengan suaminya.
k.      Kepercayaan dan nilai
Klien beragama islam dan rajin beribadah

VII.          PROFIL KELUARGA
Klien anak kedua dari lima bersaudara, orang tua klien sudah meninggal. Suaminya adlah anak ketiga dari empat bersaudara, orang tuanya juga sudah meninggal dunia. Klien mempunyai 1 orang anak laki-laki berusia 13 tahun.

VIII.       KELUARGA BERENCANA
Selama 7 tahun setelah kelahiran anak pertama, klien menggunakan IUD. Setelah itu klien melepas IUD karena ingin punya anak lagi.

IX.             PEMERIKSAAN PENUNJANG
·         Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 11 Oktober 2007
Hb                         : 10,6 gr%
AL                         : 13,8 ribu
AT                         : 308 ribu
Gol. Darah                        : O
PPT                       : 13,1detik
APTT                    : 34,6 detik
Control PPT          : 13,8 detik
Control APTT       : 35,7 detik
HbsAg                   : negative

X.                TERAPI
Hari/tanggal
Jenis terapi
Rute
Dosis
Indikasi
Kamis
11-10-2007
Amoxicilin
Asam mefenamat
Transfusi darah
Oral
Oral

IV
3X1
3X500 mg
Antibiotik
Analgetik

Penambah darah
Jumat
12-10-2007
Amoxicillin
Asam mefenamat
Transfusi darah
Oral
Oral

IV
3X1
3X500 mg
Antibiotik
Analgetik

Penambah darah

XI. ANALISA DATA
Data
Etiologi
Masalah
DS :
Pasien mengatakan nyeri sekali pada perut bagian bawah dan pada pinggang, durasinya 5 menit, rasanya mules sekali dan skalanya 7
DO :
-    pasien meringis menahan sakit
-    gelisah, merintih kesakitan
-    fokus pada diri sendiri
-    tingkah laku berhati-hati
-    posisi untuk mengurangi nyeri


Kontraksi uterus

Nyeri akut
 DS :
Pasien mengatakan sejak senin pagi keluar darah cair dan menggumpal
DO :
-    konjungtiva anemis
-    pasien tampak pucat
-    pasien lemah

Perdarahan

PK anemia
DS :
Pasien mengatakan takut dengan apa yang akan terjadi nanti
DO :
-   kontak mata buruk
-      gelisah
-      pandangan sekilas
-      pergerakan tangan kaki tidak bermakna

Perubahan status kesehatan

Cemas
DS : -
DO:
-    tindakan kuretase
-    terpasang infuse RL pada tangan kiri sejak 11 Oktober 2007
-    terpasang DC ukuran 16 sejak 11 Oktober 2007



Prosedur invasif


Resiko infeksi
DS :
Pasien mengatakan semua kegiatan dibantu oleh suami karena badan lemah
DO :
-    pasien lemah
-    Pasien bedrest
-    Makan minum di bantu
-    Toileting dibantu
-    Mobilisasi dibantu

Kelemahan

Defisit self care

Tidak ada komentar: